Pertanda Tahu Bulat Digoreng Dadakan

Suara dari speaker atau corong toa itu pasti bukan asing bahkan sedang hits akhir-akhir ini. Sumber suara berasal dari mobil bak terbuka yang menjajakan tahu bulat digoreng dadakan mutunya lima ratus rupiah/biji. Akibatnya, konsumen mampu menikmati tahu bulat yang hangat gurih-gurih enyoy karena fresh from the kuali.

Biasanya di dalam mobil tahu bulat yang blusukan di komplek perumahan atau perkampungan berisi dua atau tiga orang laki-laki. Di tempat kemudi terdapat sopir yang merangkap jadi pandaiahli halo-halo. Kadang terlihat juru berita sendiri di sanding pak pengendara yang sedang bekerja mengendarai mobil biar pelan jalannya (Lha apabila ngebut kasihan para pelanggan harus lari-lari mengejarnya).



Di palung belakang, ada satu atau dua orang lelaki remaja maupun dewasa belia yang siap melayani pembeli. Satu orang sibuk menggoreng lalu satu orang lagi menjadi kasir. Kadang tukang goreng merangkap menjadi kasa. Di bawah atap terpal, pramusaji tahu bulat berpeluh keringat. Maklum ia bercokol dekat wajan besar memuat minyak goreng panas. Jadi apabila ada titisan keringat masuk ke wajan itu mampu menambah gurih rasa tahu bulat (udah, nggak perlu dipikirin).

Jajanan tahu bulat sebenarnya pernah lama kamu jumpai di gerobak pinggir-pinggir jalan. Namun kehadiran mobil tahu bulat keliling menciptakan jajanan ini jadi booming serta fenomenal terpenting di wilayah Jawa Barat. Backsound yang serasa menjadi jalan tetap (protap) sebagai ciri khas unik pada usahadagang tahu bulat keliling ini. Pencipta teks backsound itu sepertinya cukup mendapat imbalan.

Teks halo-halo itu pertama kali aku dengan di kampung mertua di Banjar, Ciamis, kira-kira dua tahun lalu. Tiada dinyana, halo-halo itu sekarang santer terdengar di jalanan dekat rumah saya di wilayah Depok, Jawa Barat. E lhadalah, kilat sekali ekspansinya. Sebentar lagi bisajadi akan terlihat FTV di televisi nasional berjudul: Hallooouw! Pacarku Tukang Tahu Bulat Digoreng Dadakan (yah yang digoreng tahunya apa tukangnya?)

Sebenarnya wacana itu sangat mudah, tak terlihat kata-kata nyeleneh. Mungkin karna diucap berulang-ulang jadi likat dalam ingatan. Konon sepertiitu teori marketing sebuah produk. Ketika pengusaha kuliner memeras otak mencari tagline yang menggili, pencipta hymne tahu bulat menentukan kembali ke nafsumakan asal: kesederhanaan teks.

Ketika pebisnis kuliner menggunakan merek aneh-aneh, keinggris-inggrisan sampai nama-nama berbau mistis/hantu-hatuan, tahu bulat hadir apa adanya dan yakin diri sebagai tahu bulat saja. Mobil yang ngider blusukan desa pun tampak apa adanya. Hanya tulisan sekedarnya di papan triplek, tanpa dandanan desain visual kancap warna yang memberimuka mata, ala pedati kuliner waralaba.

Kekuatan tulisan pada backsound tahu bulat keliling begitu kuat menyatu dalam ingatan. Tak pelik jika di media sosial banyak beredar meme seputar tahu bulat digoreng dadakan. Wacana itu juga mengulik dayacipta lain hingga lahir lagu bertema sebagai di Youtube. Mulai dari lagu versi asimilasi, reggae hingga lagu Sunda, "Tahu bulat digoreng dadakan, lima ratusan, dina mobil. Maknyuss wenak gurih-gurih enyoy."

Aku kira, perumus teks halo-halo tahu bulat keliling termasuk orang yang genius. Sebenarnya jika dikaji secara mendalam (nggaya banget ya), wacana sederhana itu sebenarnya mengandung daya makna. Mungkin siapa dia serta di mana tinggalnya, penulis tulisan itu saya duga sangat paham akan kondisi sosial politik Indonesia. Benarkah?

Melatihdiri Hidup dari Tahu Bulat

Demi merayu mata klien, tahu yang biasanya kotak atau segitiga pun membulatkan tekad. Mungkin sepertiitu filosofi awal dari tahu bulat (ngarang benar). Namun, tantangan tahu bulat yaitu bagaimana melindungi kebulatan bentuknya. Bagaimana biar yang bulat tetap bulat. Begitu juga tantangan umat individu ketika mesti mempertahankan kepaduan tekadnya.

Ketika tahu bulat anyar diangkat dari minyak mendidih di wajan, kebulatannya bakal terlihat sempurna. Di mata pemesan, tahu bulat yang panas kinyis-kinyis, klomoh (berlumuran) minyak menumis persis serupa bidadari maupun gadis dukuh yang selesai mandi di perigi atau telaga.

Namun setelah tahu bulat di angkat dari penggorengan, ada saja tahu yang peyot atau cekung. Mungkin lantaran masuk angin. tahu bulat kopong juga dengan kehidupan ini. Meluap orang atau pemangku kepentingan yang semangat saat menggodok program atau perencanaan, namun alum saat aktualisasi. Koalisi yang digadang-gadang utuh bulat pun bisa langsung sirna bentuk lebih-lebih bubar di masih jalan. Begitu juga atas semangat kita yang awalnya bulat tetapi bisa susut karena banyak rintangan.

Rupanya, ada separuh resep biar tahu bulat tetap bulat. Di kala menggoreng, apinya jangan berlebihan besar karena bisa gosong. Suhu minyak goreng pun harus dijaga biar kondusif. Jika terlalu panas lalu tahu bulat bisa meletus. Ancaman kan. Lama durasi penggorengan juga harus diperhitungkan supaya tahu bulat matang sempurna. Jika tak, tahu bulat akan kempis kembali sehabis diangkat dari penggorengan.

Di abad keriuhan medsos serta masih adanya kubu-kubuan (padahal pilpres dah kelar yak), segala hal bisa seperti tahu bulat kisaran: digoreng dadakan. Apapun yang dilakukan pemimpinnegara dan pula mantan presiden hingga jajaran kabinetnya alias artis/tokoh masyarakat dapat menjadi materi untuk digoreng setelahitu di-share agar sebagai isu hangat. Bisajadi oleh golongan pemuja-pemuji ataupun pembenca-pembenci. Kemudian terjadilah balas pantun.

Bisajadi dari dapur mana energi produktif yang menyala-nyala bagaikan api kompor yang mendiang pantat wajan. Begitu terlihat sebuah kejadian langsung, tangan-tangan yang menggoreng dadakan. Dalam sekejam eh sekejap timbul cuitan, meme atau link-link buletin dari beragam tempat.

Walaupun panas serta resikonya mlocot (melepuh) lidah, tahu bulat memang sedap dinikmati sesaat sehabis diangkat dari wajan. Maka segala temadesas-desus yang digoreng dadakan harus acap di-share, dengan apendiks kalimat ajaib: Sebarkan! Benar salah itu kegiatan nanti. Andaikan berita itu salah, kan aku cuma nge-share.

Beserta kita juga menikmati keriuhan di alat sosial sambil mengunyah tahu bulat digoreng dadakan di mobil anget-anget. Hallooouw!